Rabu, 02 Desember 2009

Pengaruh Game Terhadap Prestasi Siswa

Prestasi adalah sesuatu hal yang menjadi indikator untuk keberhasilan. Prestasi mencakup berbagai aspek, diantaranya aspek kognitif, apektif, dan psikomotor. Aspek kognitif erat kaitannya dengan dengan edukasi. Detik demi detik dilalui guna mencapai prestasi. Namun tetap ada sesuatu yang menghambat proses penggapaian prestasi tersebut, salah satunya adalah games, terutama video game yang nyata dan sangat dekat dengan kita.
Mohammad Fauzil Adhim, dalam artikelnya, berpendapat bahwa anak yang gemar bermain video game adalah anak yang sangat menyukai tantangan. Anak-anak ini cenderung tidak menyukai rangsangan yang daya tariknya lemah, monoton, tidak menantang, dan lamban. Hal ini setidaknya berakibat pada proses belajar akademis. Suasana kelas seolah-olah merupakan penjara bagi jiwanya. Tubuhnya ada di kelas tetapi pikiran, rasa penasaran, dan keinginannya ada di video game. Sepertinya sedang belajar, tetapi pikirannya sibuk mengolah bayang-bayang game yang mendebarkan. Kadangkala anak juga jadi malas belajar atau sering membolos sekolah hanya untuk bermain game.
Akio Mori seorang professor dari tokyo’s nihon university melakukan riset mengenai dampak video game pada aktifitas otak. Dari penelitian Akio Mori tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 2 poin penting yang antara lain :
Pertama , penurunan aktivitas gelombang otak depan yang memiliki peranan sangat penting, dengan pengendalian emosi dan agresivitas sehingga mereka cepat mengalami perubahan mood, seperti mudah marah, mengalami masalah dalam hubungan sosial, tidak konsentrasi dan lain sebagainya.
Kedua , penurunan aktifitas gelombang beta merupakan efek jangka panjang yang tetap berlangsung meskipun gamer tidak sedang bermain game. Dengan kata lain para gamer mengalami “ autonomic nerves “ yaitu tubuh mengalami pengelabuan kondisi dimana sekresi adrenalin meningkat , sehingga denyut jantung, tekanan darah, dan kebutuhan oksigen terpacu untuk meningkat.
Uniknya, beberapa penelitian mengatakan bahwa anak yang fanatik bermain game biasanya merupakan individu yang berintelijensi tinggi, bermotivasi, dan berorientasi pada prestasi. Para gamer juga mengaku bahwa ketika bermain game mereka bisa merelaksasikan diri dan dapat menghilangkan kepenatan-kepenatan dari aktivitas beratnya. Stres karena tugas dan pelajaran disekolah juga dapat dihilangkan dengan bermain game sehingga akan menumbuhkan motivasi baru untuk belajar.
Sebenarnya bermain game sangat bermanfaat jika dilakukan disaat yang tepat dan dengan porsi yang tepat pula. Game yang terlalu lama sangat membuang-buang waktu dan melelahkan. Namun bermain game yang tidak terlalu lama dapat merefreshingkan diri dan merangsang perkembangan otak untuk berimajinasi dan berkarya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa game berpengaruh terhadap prestasi siswa. Game yang dilakukan dengan porsi yang tepat dapat memberikan manfaat sehingga menumbuhkan motivasi baru untuk belajar. Namun game yang terlalu lama dapat menghambat prestasi siswa karena siswa lupa untuk belajar.